Selasa, 25 Oktober 2016

Review Film "Dibalik 98"



Film ini baru kami tonton belakangan ini karena ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen kami. Di balik 98 bukanlah film sejarah melainkan film fiksi yang menggunakan sejarah sebagai latar belakang ceritanya. Film ini diperankan oleh Chelsea Islan sebagai Ada Diana dan Boy William sebagai Daniel sebagai sepasang kekasih yang memiliki perbedaan budaya sekaligus adalah mahasiswa dari universitas Trisakti, Ririn Ekawati sebagai Ada Salma pegawai istana sekaligus kakak Diana, ada juga  Doni Alamsyah sebagai Bagus suami Salma.

Jika kita lihat dari trailer film ini. Pasti kita akan berekspektasi bahwa film ini pasti menceritakan segala peristiwa yang terjadi pada tahun 1998. Tapi sayangnya kita salah. Film ini hanya fokus pada satu masalah. Dilihat dari segi sinopsis filmnya, menurut sinopsis Di balik 98 adalah cerita tentang “sebuah keluarga yang tercerai berai dan sepasang kekasih yang terpisahkan”. Tapi kita merasa bahwa film ini lebih menceritakan peristiwa kasus mahasiswa/I Trisakti. Akan tetapi film karya Lukman Sardi ini memang layak untuk ditonton karena dengan adanya film seperti ini kita dapat mengenang peristiwa tersebut dan tidak akan pernah melupakannya. Film ini juga membuat kita bisa merasakan ketakutan seakan seperti kita ikut berperan dalam film tersebut.

Senin, 24 Oktober 2016

Opini Hogiaklang atas Film 'dibalik 98'

Opini Kelompok Hogiaklang Untuk Film 'di balik 98'



Dennis
Opini :
Terhadap story film : story nya sudah cukup bagus namun masih banyak hal penting yang belum dimasukkan ke dalam cerita seperti dalang kerusuhan dan yang lainnya.

Terhadap peristiwa 98: kejadian ini bermula dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap HAM di Indonesia dan sangat disayangkan pemerintah juga banyak menutupi kejadian yang mendiskriminasi ras tionghoa, dan mudah terprovokasinya masyarakat karena kurangnya pendidikan di Indonesia. Di dalam kejadian ini juga terdapat unsur politik yang tidak sehat. Seharusnya pemerintah dapat mengantisipasi hal semacam ini jika sistem hukum yang dianut bukan seperti sistem kolonial.


Wiputri
Opini : 
menurut saya, film itu kurang detail sehingga saya sulit untuk memahami alur cerita yang ada dalam film tersebut. Kasus tahun 1998 mengenai diskriminasi pada orang tionghoa yang mengakibatkan banyak terjadi kerusuhan dan tindak kriminal terhadap orang tionghoa pun kurang di ceritakan di dalam film tersebut. Film ini lebih fokus pada kasus mahasiswa/iTrisakti.

Hal yang bisa saya petik dari film ini adalah tidak ada salahnya jika kita memberanikan diri untuk menyampaikan pendapat kita asalkan kita menggunakan cara penyampaian yang benar. Karena Indonesia memiliki sistem hukum HAM yang memberikan kita hak untuk ikut serta dalam menyampaikan pendapat kepada pemerintahan yang ada di Indonesia.

Hery
Opini : 
film ini sangat bagus, dimana film ini mengingatkan kita kembali pada tragedi 98 yang terjadi pada masa lalu, bisa dibilang masa lalu yang kelam bagi bangsa Indonesia. Di film ini banyak pemain yang sangat berpengalaman dalam berakting sehingga dapat membawa karakter masing-masing pemain sangat mendalam. Suasana yang diciptakan dan atribut yang digunakan sangat mendukung seperti kejadian yang aslinya tahun 1998.  Film ini layak ditonton oleh semuanya, dikarenakan film ini  memberikan sejarah yang pernah terjadi pada masa lalu. Penonton juga dibawa kembali untuk merasakan bagaimana hak asasi manusia tidak dihargai di masa tersebut. Saya sangat suka jalan ceritanya cukup menarik.

Film ini juga menuai protes dari para aktivis yang terlibat dalam peristiwa Mei 1998. Para aktivis yang menamai dirinya Aktivis 98 itu merasa ada dibagian film “Di balik 98”  yang tidak sesuai dengan realita.

Salah satunya, peristiwa demonstrasi yang memperlihatkan bendera Partai Rakyat Demokratik (PRD). Anggota Aktivis 98 merasa aksi mereka pada waktu itu tidak ditunggangi oleh partai manapun.


Nenes
Opini : 
film “Dibalik 98” adalah film yang bagus untuk ditonton, film ini bercerita tentang sebuah keluarga pada tahun 1998 khususnya Mei 1998. “Dibalik 98” itu sendiri menggambarkan patriotisme mahasiswa di masa itu. Namun sayang pada adegan saat mahasiswa yang menduduki gedung MPR/DPR terlihat semua mahasiswa memakai almamater dan terlihat seakan dari bernagai kampus turun kesana mewarnai bendera berkibar. Tapi saat diperhatikan, kenapa cuma bendera Universitas Trisakti yang berkibar? Sedangkan menurut saudara saya yang pernah berkuliah di Trisakti pada tahun 1998, semua mahasiswa dari semua kampus khususnya yang ada di jakarta hadir disana. Pada satu adegan dimana menyebutkan nama korban yang berbeda dari salah satu mahasiswa dari fakultas budaya, sejak kapan Universitas Trisakti mempunyai jurusan “Fakultas Budaya” dan untuk film ini tidak sama dengan realita yang sebenarnya terjadi. Untum semua tokoh dapat sangat berperan penting dan sangat menjiwai peran dan semua para pemain berhasil membangkitkan semangat demonstrasi yang berapi-api.

Metta
Opini : 
film ini menurut saya sangat bagus karena dapat mengingatkan kembali kepada masyarakat betapa kelamnya masa-masa di tahun 1998. Sehingga dapat menjadi patokan agar masa-masa kelam itu tidak terjadi lagi.

Yohanes

Opini : 
film ini secara kualitas kurang, karna apa yang disampaikan tidak sesuai dengan yang seharusnya. Tapi poin yang paling penting, film ini menunjukan bahwa mahasiswa - mahasiswi trisakti menunjukan perlawanan yang cukup, yang mengakibatkan Presiden Indonesia, Suharto turun dari tahtanya. film ini pun menayangkan pemerintah yang tidak terlalu melawan kerusuhan warga, yang cukup membuat saya sendiri terkesan. 

sekian dan terima kasih..